Untuk tahun kedua berturut-turut, Jorge Martin dan Pecco Bagnaia menyuguhkan pertarungan perebutan titel dunia yang berlangsung sengit. Tak seperti musim 2023, Martinator sukses menjadi kampiun pada 2024. Ia juga jadi pembalap pertama yang merengkuh gelar juara kelas utama dengan mengendarai motor Tim Independen sejak Valentino Rossi pada 2001 silam.
Itu merupakan kelima kalinya sang Juara Dunia tak mencatatkan kemenangan balapan terbanyak dalam era modern. Kendati hanya mengemas tiga kemenangan, konsistensi Martinator berhasil membawanya untuk kalahkan Bagnaia dengan keunggulan 10 poin di klasemen akhir Kejuaraan Dunia.
Lantas, siapa saja pembalap lainnya yang pernah raih titel dunia dan membubuhkan kemenangan lebih sedikit ketimbang rival utamanya?
2006: Nicky Hayden Vs Valentino Rossi
Perebutan gelar yang tak terlupakan antara Nicky Hayden dan Valentino Rossi adalah pertama kalinya hal ini terjadi dalam era MotoGP. Hayden menaklukkan Rossi dengan selisih lima poin setelah hanya memenangi dua balapan. Rossi meraih lima kemenangan, tetapi tiga kali DNF. Dan hasil finis P13 di putaran final GP Valencia terbukti merugikan The Doctor.
2012: Jorge Lorenzo Vs Dani Pedrosa
Dua rival besar asal Spanyol itu saling berhadapan. Pedrosa mengantongi kemenangan terbanyak. The Little Samurai memiliki catatan tujuh kemenangan dibandingkan Lorenzo yang menang enam kali. Namun, itu tidak cukup untuk menghentikan #99 yang mengeklaim titel kelas premier keduanya.
2013: Marc Marquez Vs Jorge Lorenzo
Pada musim debutnya, Marquez berdiri di puncak dunia balap motor untuk pertama kalinya. Tetapi, ia bukanlah pembalap dengan kemenangan terbanyak. Justru lawannya, Lorenzo, yang mencetak delapan kemenangan. Marquez hanya menang enam kali.
2017: Marc Marquez Vs Andrea Dovizioso
Enam kemenangan masing-masing merupakan bagian dari kisah persaingan Marquez dan Dovizioso yang memberi kita musim yang memukau. Gelar juara direbut #93, membubuhkan keunggulan 37 poin atas sang pembalap Ducati.
2020: Joan Mir Vs Franco Morbidelli dan Fabio Quartararo
Mir sukses mengamankan titel Grand Prix keduanya meski hanya cetak satu kali kemenangan. Dua pembalap lainnya menang tiga kali pada musim itu, yakni Franco Morbidelli di peringkat kedua klasemen akhir, serta Fabio Quartararo menduduki peringkat kesembilan. Konsistensi, seperti Martin, adalah kunci kesuksesan Mir jadi Juara Dunia.