Marc Marquez Belum di Level Valentino Rossi, tapi Orang Gila Mana yang Bisa Provokasi Bos Besar Tim MotoGP

Marc Marquez Belum di Level Valentino Rossi, tapi Orang Gila Mana yang Bisa Provokasi Bos Besar Tim MotoGP

Lorenzo mengacu ke persaingan terhadap dua pembalap yang akan meningkatkan popularitas MotoGP.

Dua pembalap yang dimaksud adalah Marc Marquez dan Pedro Acosta.

Marc Marquez dan Pedro Acosta akan sama-sama mengendarai motor tim pabrikan pada musim MotoGP 2025.

Menurut Lorenzo, Marquez dan Acosta dapat bersaing memperebutkan gelar juara MotoGP untuk menandai era baru yang penuh sensasi.

Meskipun Lorenzo sepakat bahwa popularitas Marquez masih belum berada di level seperti Valentino Rossi.

Namun, dia mengiyakan bahwa Marquez adalah pembalap yang paling menarik perhatian sekarang ini.

“Begitu Marc kembali bertarung untuk meraih kemenangan, penonton MotoGP, juga dengan Acosta dalam kategori tersebut, telah meningkat,” kata Lorenzo kepada media Spanyol, AS dilansir Crash.net.

“Saya tidak akan mengatakan bahwa dia (Marquez) berada di level yang sama dengan Valentino Rossi, tapi memang benar bahwa sejauh ini dia adalah yang paling menarik perhatian media,” ujar Lorenzo.

Lorenzo menegaskan argumennya bahwa Marquez memiliki pengaruh besar dengan memenangkan pertarungan untuk menjadi pembalap resmi Ducati pada 2025.

Menurutnya, Marquez berhasil melakukan provokasi ke tim pabrikan untuk berbalik arah setelah menyatakan bahwa dia tidak akan menerima motor pabrikan di tim Pramac.

Ya, pernyataan Marquez bahwa ia tidak akan pindah dari tim satelit ke tim satelit lainnya menjadi bumerang bagi para petinggi Ducati.

“Pramac itu tim yang bagus, mereka punya potensi yang bagus seperti yang ditunjukkan Martin tapi itu bukan opsi bagi saya,” ucap Marquez kepada MotoGP.com pada Kamis (30/5/2024) lalu.

Padahal awalnya Ducati berupaya untuk mempertahankan Marc Marquez dan Jorge Martin tetap mengendarai Desmosedici GP.

“Dia (Marquez) telah memainkan kartunya dengan cara terbaik,” kata Lorenzo.

“Dia telah memainkan kartunya dengan mengatakan di media, dan saya kira secara pribadi secara pribadi, bahwa dia tidak akan pergi ke Pramac, bahwa dia menginginkan warna merah.”

“Ducati merasa takut. Satu-satunya pilihan yang mereka miliki untuk mempertahankan Marc Marquez adalah dengan menempatkannya di posisi merah.”

“Dan ‘ancaman’ jika Anda tidak menempatkan saya di posisi merah, saya akan pergi’, berpengaruh di kantor.”

“Jelas bahwa rencana Gigi Dall’Igna dan Ducati adalah mempertahankan ketiganya; Jorge dengan warna merah dan, jika memungkinkan, Marc di Pramac.

Mantan pembalap Ducati, Lorenzo, menilai keputusan pabrikan untuk menggaet Marquez adalah keputusan yang tepat, dan kehilangan Jorge Martin dan Enea Bastianini dalam prosesnya.

“Saya pikir hasilnya, meskipun para pembalap sendiri menyangkalnya, sangat mendasar,” kata Lorenzo.

“Jika Jorge Martin memenangkan hampir semua balapan, saya pikir dia akan berada di posisi merah sekarang, meskipun harus berjuang untuk masa depan dengan Marquez.”

“Oleh karena itu, Claudio Domenicali (CEO Ducati), dengan tekanan yang diberikan Marc, lebih memilih untuk mengamankan Marquez daripada Martín.”

“Sesederhana itu,” ucap Lorenzo.

“Ducati melihat bahwa dia (Marquez) sudah berusia 32 tahun, bahwa dia mungkin masih memiliki dua hingga empat tahun lagi, dan bisa pensiun dengan warna merah, menjadi pembalap untuk merek ini.

“Tanpa harus menghitung hasil yang bisa ia berikan,” pungkas Lorenzo.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *