Manajer Pertamina Enduro VR46 Racing Team, Pablo Nieto, yakin Pecco Bagnaia dan Marc Marquez takkan lama-lama akur di MotoGP 2025. Ia menilai keduanya akan sengit begitu jadi kandidat juara dunia. Kondisi ini disebutnya sebagai hal yang lumrah dalam persaingan di level tertinggi.
Hubungan harmonis Bagnaia dan Marquez memang menarik perhatian sejak mereka bertandem di Ducati Lenovo Team. Padahal, keduanya diprediksi bakal memiliki rivalitas pahit, mengingat mereka adalah juara dunia. Apalagi, Bagnaia dimentori oleh Valentino Rossi, musuh bebuyutan Marquez.
Mereka justru menunjukkan kekompakan yang luar biasa. Dari tes pramusim di Sepang hingga Buriram, keduanya tampak solid mengembangkan motor. Bahkan, mereka sering menghabiskan waktu bersama di luar lintasan. Namun, Nieto yakin keakraban ini takkan bertahan lama.
Sebut Marc Marquez Referensi Para Rider Ducati
Nieto menilai Marquez adalah pembalap yang sangat tangguh, terbukti dari delapan gelar dunia yang ia kantongi. Kehadirannya pun diperkirakan akan membuat Bagnaia makin waspada. Namun, Nieto meyakini Marquez memang akan jadi panutan utama bagi para rider Ducati musim ini.
“Saya hanya kenal Marc dari luar, karena saya tak pernah bekerja dengannya. Kami tahu ia rider yang sangat tangguh. Tahun ini ia akan jadi salah satu rider yang dijadikan referensi, karena ia akan jadi salah satu yang memperebutkan gelar dunia,” ujar Nieto kepada GPOne, Sabtu (15/2/2025).
Menurut Nieto, rivalitas yang makin ketat akan membuat sulit menjaga hubungan baik di antara keduanya. Bagnaia dan Marquez bisa saja tetap saling menghormati, tetapi ketegangan di lintasan akan meningkat.
Tantangan Ducati dalam Mengelola Duo Bintang
Akibatnya, Ducati Lenovo Team kini menghadapi tantangan besar dalam mengelola kedua bintang mereka. Sang manajer tim, Davide Tardozzi, harus memastikan bahwa persaingan di antara Bagnaia dan Marquez tidak mengganggu kinerja tim secara keseluruhan.
“Saya tak mau berada di posisi Tardozzi, tetapi saya ingin berada dalam situasi semacam itu, karena Anda bisa bersaing dengan dua rider sekaligus. Sudah jelas sulit menjaga hubungan baik ketika Anda memperebutkan sesuatu sepenting gelar dunia MotoGP,” ungkap Nieto.
“Saat ini, di antara mereka ada hubungan baik dan rasa percaya, yakni hal yang normal pada awal musim. Namun, ketika mereka berebut gelar dunia, saya rasa hubungan mereka takkan lagi harmonis, seperti yang terbukti dari sejarah. Ini soal mencari cara mengendalikan kendala ini dengan cara terbaik,”tutupnya.