Usai menjalani pekan balap MotoGP Thailand yang menjadi seri pembuka musim 2025, kini para pembalap akan berlaga di MotoGP Argentina pada 14-16 Maret 2025. Tahun 2025 merupakan penyelenggaraan Grand Prix Argentina kesembilan di Sirkuit Termas de Rio Hondo.
Sirkuit ini dibangun pada 2008 dan direnovasi pada 2012 demi bisa menggelar MotoGP pada 2014. Lintasannya memiliki panjang total 4,81 km. Lebarnya mencapai 16 m, sementara panjang trek lurusnya 1076 m. Tikungannya berjumlah 14, yakni 5 ke kiri dan 9 ke kanan.
Marc Marquez yang membela Ducati Lenovo Team jadi pembalap tersukses di trek ini, yakni dengan koleksi tiga kemenangan, yang semuanya ia raih di MotoGP. Usai dominasinya di Thailand, Marquez pun diprediksi menambah koleksi kemenangan di Termas de Rio Hondo akhir pekan nanti.
Selama menggelar MotoGP, Termas de Rio Hondo kerap menyajikan balapan sengit, serta jadi saksi momen bersejarah di Grand Prix. Ada pun lima momen tak terlupakan yang pernah terjadi di trek ini.
Cekcok Pertama Valentino Rossi dan Marc Marquez
Seperti yang diketahui, Valentino Rossi dan Marc Marquez tadinya berteman baik, sebelum akhirnya menjadi musuh pahit baik di dalam maupun di luar trek pada 2015. Cekcok pertama mereka pun terjadi di MotoGP Argentina pada 2015.
Dalam balapan ini, Rossi start kedelapan, sementara Marquez start ketiga. Sementara Marquez langsung memimpin, Rossi harus menyalip banyak rider demi menyusul ke depan. Pada dua lap terakhir, terjadilah duel di antara kedua pembalap.
Rossi dan Marquez terlibat aksi saling salip yang sengit di dua lap terakhir, tetapi saat mendekati Tikungan 5, garis balap mereka bersinggungan. Marquez pun menyenggol bagian belakang motor Rossi dan gagal finis. Rossi menang, diikuti Andrea Dovizioso dan Andrea Iannone.
Aksi Sembrono Andrea Iannone
Balapan MotoGP Argentina 2016 yang harusnya berdurasi 25 lap, diperpendek menjadi 20 lap akibat masalah daya tahan ban belakang Michelin. Alhasil, para pembalap diwajibkan pit stop pada Lap 9, 10, atau 11 untuk mengganti ban. Banyak drama terjadi akibat hal ini, termasuk delapan pembalap yang gagal finis.
Namun, salah satu rider terjatuh bukan karena masalah ban. Menjelang finis, Andrea Dovizioso dan Andrea Iannone yang sama-sama membela Ducati Team, bergelut memperebutkan posisi kedua di belakang Marc Marquez. Iannone pun berupaya menyalip Dovizioso di chicane terakhir pada lap penutup. Namun, bannya justru selip.
Iannone kemudian menabrak Dovizioso, sehingga keduanya terjatuh dan keluar lintasan. Sementara Iannone gagal finis, Dovizioso terpaksa mendorong motornya ke garis finis dengan berlari. Ia hanya finis ke-13, sementara posisi kedua disabet oleh Valentino Rossi.
Hujan Penalti, Marquez Cekcok Lagi dengan Rossi
Balapan MotoGP Argentina 2018 sempat ditunda beberapa saat akibat cuaca tak menentu. Saat start, motor Marc Marquez sempat mati. Ia melaju ke depan untuk menyalakan mesin, dan ketika mesinnya sudah menyala, ia kembali ke tempat start semula dengan cara berkendara ke arah berlawanan. Hal ini menyebabkan ia dijatuhi ride through penalty.
Setelah menjalani hukumannya, Marquez melaju sangat cepat untuk memperbaiki posisi, tetapi dinilai terlalu agresif karena sempat menyenggol Aleix Espargaro, Takaaki Nakagami dan Franco Morbidelli. Puncaknya terjadi pada Lap 21, di mana ia berusaha merebut posisi 7 dari Valentino Rossi. Rossi pun terjatuh dan Marquez dihukum 30 detik. Meski melewati garis finis di posisi 5, Marquez dinyatakan finis di posisi 18.
Usai balapan berakhir, Marquez pun pergi ke garasi Movistar Yamaha untuk meminta maaf kepada Rossi, tetapi diusir oleh asisten Rossi kala itu, Alessio ‘Uccio’ Salucci. Lewat media massa, Rossi pun menyebut Marquez telah menghancurkan MotoGP dan menyatakan aksi minta maaf Marquez hanyalah untuk keperluan publikasi.
Jabat Tangan Valentino Rossi dan Marc Marquez
Usai insiden tabrakan di MotoGP Argentina 2018, Valentino Rossi terus-terusan menolak menjabat tangan Marc Marquez, apalagi menerima permintaan maafnya. Rossi bahkan sempat menolak bersalaman dengan Marquez secara publik dalam jumpa pers MotoGP San Marino 2018.
Namun, usai finis 1-2 di MotoGP Argentina 2019, keduanya akhirnya berjabat tangan. Sesaat sebelum muncul di podium bersama, Rossi terlihat menepuk lengan kiri Marquez untuk menyapa dan memberikan selamat. Keduanya akhirnya berjabat tangan dan menunjukkan rasa hormat satu sama lain.
Aksi sportif ini pun mendapat respons positif dari berbagai pihak, yang telah menanti-nantikan momen tersebut. Namun, jabat tangan tersebut tidak menyurutkan rasa kecewa Rossi yang menuduh Marquez membantu Jorge Lorenzo merebut gelar dunia pada 2015.
Kemenangan Perdana Aleix Espargaro dan Aprilia
Sebelum MotoGP Argentina 2022 digelar, Aleix Espargaro satu-satunya rider di grid yang belum pernah mengecap satu pun kemenangan dalam kariernya di Grand Prix. Namun, asa menghentikan kutukan itu melambung usai ia merebut pole di sesi kualifikasi, yakni pole perdana Aprilia di era MotoGP.
Usai start, ia duduk di posisi kedua, di belakang Jorge Martin. Namun, ia tak panik, dan melakukan serangan dengan apik sehingga bisa menyalip pada Lap 21 dan melenggang menuju kemenangan. Itu adalah kemenangan perdana Espargaro di ajang Grand Prix. Tak hanya itu, ini juga kemenangan perdana Aprilia di kelas para raja, baik di GP500 maupun MotoGP.