Federasi Balap Motor Internasional (FIM), Grand Prix Commission (GPC), dan Asosiasi Pabrikan MotoGP (MSMA) akhirnya mengabulkan proposal Aprilia Racing, yang mengajukan gagasan soal tes khusus bagi para pembalap yang cedera dan absen panjang. Ini merupakan langkah positif untuk tingkat keselamatan.
Seperti yang diketahui, sang juara dunia bertahan, Jorge Martin, cedera parah awal musim ini akibat kecelakaan di tes pramusim Sepang dan latihan supermoto di Lleida. Aprilia pun meminta GPC menyediakan tes bagi semua pembalap cedera agar bisa kembali balapan dengan persiapan yang baik.
Semua pabrikan rival mendukung proposal Aprilia ini, tetapi menolak menerapkannya tahun ini, dan lebih memilih menerapkan aturan ini mulai 2026. Alhasil, Martin kembali balapan di Seri Qatar tanpa persiapan matang, dan justru kembali kecelakaan dan cedera, sehingga lagi-lagi absen panjang.
Meski begitu, rapat yang digelar GPC, FIM, dan MSMA di Jerez, Spanyol, pada 25 April 2025, akhirnya sepakat mengabulkan proposal Aprilia. Regulasi mengenai tes ini pun tertera dalam edisi terbaru buku Regulasi FIM Grand Prix World Championship 2025 yang diterbitkan pada 30 April 2025.
Tes yang Bersifat Tidak Wajib, Tapi…
Pasal 1.15.1.1 mengenai ‘Latihan dan Tes’ kelas MotoGP menyebutkan, pembalap yang boleh mengikuti tes ini adalah pembalap yang absen tiga seri atau lebih secara beruntun, serta pembalap yang tidak mengendarai motor MotoGP selama 45 hari secara beruntun. Tes hanya boleh digelar satu hari.
Tes ini bersifat tak wajib, tetapi jika digelar, maka harus digelar di sirkuit yang sesuai dengan aturan konsesi pabrikan terkait, atau sirkuit yang sudah menggelar balapan MotoGP ketika musim berjalan. Selain itu, tes ini dilarang digelar delapan pekan sebelum balapan MotoGP digelar di sirkuit yang sama.
Pembalap yang ikut serta dalam tes ini boleh memakai maksimal tiga set ban, yang diambil dari alokasi ban test rider, sesuai kategori konsesi pabrikannya. Sebagai catatan, Kategori A memiliki alokasi 170 ban tes per pabrikan per musim, Kategori B memiliki 190 ban tes, Kategori C memiliki 220 ban tes, sementara Kategori D memiliki 260 ban tes.
Nah, seperti apa sih aturan MotoGP mengenai tes khusus pembalap cedera? Berikut ulasannya seperti yang dilansir dari buku Regulasi FIM Grand Prix World Championship 2025.
Regulasi MotoGP Mengenai Tes Khusus Pembalap Cedera
1.15 Latihan dan Tes
1.15.1.1 Kelas MotoGP
D. Jika pembalap permanen MotoGP melewatkan sejumlah besar event/hari berdasarkan ketentuan berikut:
- Setiap pembalap permanen MotoGP yang telah melewatkan tiga event* atau lebih secara berturut-turut;
- Setiap pembalap permanen MotoGP yang tidak dapat berpartisipasi dalam suatu event* selama setidaknya 45 hari berturut-turut dalam satu musim (terhitung sejak tes pramusim resmi IRTA pertama sampai balapan terakhir musim tersebut)
maka pembalap seperti ini akan diizinkan melakukan satu hari tes sebelum kembali berpartisipasi dalam kejuaraan. Tes ini diperbolehkan, tetapi tidak wajib dilakukan sebelum kembali mengikuti kejuaraan.
- Tes harus dilakukan di sirkuit yang diizinkan untuk digunakan oleh pabrikan sesuai dengan ketentuan konsesi dan pilihan sirkuit tes yang berlaku, atau di sirkuit mana pun yang tidak dijadwalkan lagi menggelar balapan MotoGP sepanjang musim berjalan setelah tes tersebut.
Dalam hal apa pun, tes ini tidak boleh dilakukan dalam kurun waktu 8 pekan sebelum balapan MotoGP di sirkuit yang sama.
- Ban yang digunakan akan dihitung sebagai bagian dari alokasi tim tes pabrikan. Maksimal tiga set ban dapat digunakan.
*) Event adalah putaran Grand Prix atau tes resmi yang berlangsung lebih dari satu hari dan diadakan terpisah dari event lainnya.
NB: Tes pasca-Grand Prix atau tes lain yang diselenggarakan bersamaan dengan Grand Prix tidak dihitung sebagai event terpisah, melainkan bagian dari event Grand Prix itu sendiri (termasuk tes yang dilakukan setelah GP, meski lebih dari satu hari kemudian).
Partisipasi dalam suatu event didefinisikan dengan melewati pintu keluar pit lane setidaknya satu kali.