Condong ke Marc Marquez, Ducati Dipandang Tak Menghargai Jorge Martin yang Sudah Percaya dan Sabar Menunggu

Condong ke Marc Marquez, Ducati Dipandang Tak Menghargai Jorge Martin yang Sudah Percaya dan Sabar Menunggu

Huru-hara bursa transfer MoktoGP soal perekrutan Marc Marquez di Ducati daripada Jorge Martin masih jadi bahan obrolan panas.

Sebagian setuju dan sah-sah saja mengingat magnet Marquez masih sangat besar.

Di sisi lain merasakan iba untuk Jorge Martin yang terlihat telah dikhianati Ducati hingga memutuskan pindah ke Aprilia mulai MotoGP 2025.

Pandangan kedua itulah yang dirasakan mantan pembalap asal Italia, Mattia Pasini, yang merasa bahwa perlakukan Ducati kepada Martin seolah kurang menghargai kerja keras dan pembuktian yang sudah dilakukan Martin dalam 3,5 tahun belakangan.

“Selalu sulit menilai karya orang lain dan pilihan orang lain. jadi saya pikir mereka (Ducati) membuat pilihan ini karena punya alasan sendiri,” ujar Mattia Pasini kepada Moto.it, dikutip BolaSport.com dari Motosan.es.

“Yang pasti, Marc Marquez memang pembalap yang sangat cepat.”

“Tapi menurut saya, (dengan cara mereka seperti itu) menunjukkan kurangnya rasa hormat kepada Martin, yang dua tahun lalu seharusnya berada di tempat Bastianini di tim resmi Ducati tapi karena musim yang luar biasa dari Bastianini (di Gresini), ia malah kehilangannya.”

Pasini juga menyayangkan sikap Ducati yang tidak mempertimbangkan perasaan Martin.

Padahal, pembalap asal Spanyol itu sudah menaruh kepercayaan tinggi terhadap skuad Si Merah Borgo Panigale.

Juga sangat setia menunggu sejak direkrut di Prima Pramac pada 2021 silam.

“Dan dia bertahan di Pramac justru karena dia percaya pada Ducati dan yakin dia bisa masuk ke tim pabrikan,” ujar Pasini.

“Tahun lalu, kejuaraan dunia masih sulit ditentukan sampai balapan terakhir (dengan Martin vs Bagnaia), dan tahun ini pun dia memimpin klasemen MotoGP 2024 dengan unggul 20 poin dari juara dunia bertahan Bagnaia.”

Jadi, sekarang saya tidak pun bingung harus apa lagi (kalau jadi Martin) untuk mendapatkan tempat di tim utama,” ujar Pasini.

Di sisi lain, Pasini mengungkapkan bahwa keputusan Ducati lebih memilih Marquez kurang sejalan dengan misi mereka yang mengorbitkan pembalap muda bertalenta emas yang sudah dijalankan sejak beberapa tahun terakhir.

“Jelas dia (Marc) adalah pembalap yang tak perlu diperkenalkan lagi, semua orang tahu siapa dia, apa yang dia menangkan, dia adalah sebuah fenomena,” kata mantan pembalap asal Italia itu.

“Kebijakan yang diambil Ducati dalam beberapa tahun sebelumnya kan banyak berinvestasi pada pembalap muda yang kuat, seperti Marco Bezzecchi, Martin dan Franco Morbidelli hingga Bastianini.”

“Lalu sekarang melihat Marquez datang kapan saja dan menantikannya dalam empat balapan di atas motor pabrikan, saya pikir itu agak merusak prinsip kerja yang telah mereka lakukan sebelumnya,” tuturnya.

Namun di sisi lain, Pasini tak mengesampingkan pemikiran lain dari Ducati yang mungkin punya misi terselubung. Bisa saja mendatangkan Marquez dapat membuat Bagnaia jauh lebih terpacu untuk mengejar gelar.

“Tetapi, saya juga berpikir bahwa itu akan jadi motivasi besar untuk Pecco dan menurut saya Pecco mungkin adalah satu-satunya pembalap terkuat di jajaran Duckati yang juga cerdas untuk menyaingi Marquez, yang pasti akan sulit untuk ditangani di paddock yang sama,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *