Ayah Marc Marquez dan Alex Marquez, Julia Marquez, berharap Alex bisa mengunci gelar runner up MotoGP 2025. Dengan begitu, maka keluarga mereka bisa mencetak sejarah. Sebab, Marc sudah lebih dulu mengunci gelar dunia musim ini di Seri Jepang pada September lalu.
Musim 2025 tak pelak lagi merupakan musim terbaik Alex di MotoGP sejak ia menjalani debutnya di kelas ini pada 2020 lalu. Meski membela BK8 Gresini Racing yang berstatus tim satelit, serta mengendarai Desmosedici GP24 yang merupakan motor lama, ia tampil sangat kompetitif.
Alex merupakan satu-satunya rider yang konsisten menantang Marc dalam perebutan gelar dunia, meski akhirnya asanya menjadi juara harus sirna ketika sang kakak mengunci gelar musim ini di Jepang. Namun, perjuangannya belum selesai.
Puncak Klasemen Tak Pernah Diduduki Rider Selain Marc dan Alex Marquez
Kini, Alex bertekad mengamankan peringkat runner up. Saat ini ia sedang menduduki peringkat kedua klasemen dengan 362 poin, unggul 88 poin atas Pecco Bagnaia dan 108 poin atas Marco Bezzecchi.
Julia berharap Alex bisa mewujudkannya agar Marc dan Alex mengakhiri musim di peringkat 1-2. “Target itu sangat penting. Ini akan jadi tahun yang fantastis. Jika mereka mengakhirinya seperti itu, maka ini akan jadi tahun yang luar biasa,” ujarnya via Diario AS, Senin (6/10/2025).
“Mereka telah berada di peringkat pertama dan kedua sepanjang tahun, dan dua kali satu-satunya ketika peringkat teratas tidak diduduki Marc, justru adiknya, Alex, yang melakukannya,” lanjut pria asal Spanyol ini dengan rasa bangga.
Bakal Sulit Diulangi Pasangan Kakak-Adik Lainnya
Jika berhasil, maka Marc dan Alex pun akan menjadi pasangan bersaudara pertama yang mampu menduduki peringkat dua besar klasemen pembalap dalam sejarah GP500/MotoGP.
Julia pun berharap situasi unik ini bisa diulangi kedua putranya pada masa mendatang, meski ia yakin bakal sulit diulangi oleh duet bersaudara lainnya. “Bagi mereka, bagi keluarga kami, bagi dunia balap motor, Anda akan berkata, ‘Ini tidak mungkin nyata’,” ungkapnya.
“Ini situasi yang bahkan sudah menjadi hal yang terasa normal. Padahal seharusnya tidak demikian, karena situasi seperti ini belum pernah terjadi dalam sejarah MotoGP, dan saya rasa tidak akan pernah terjadi lagi,” pungkas Julia.
Sumber: Diario AS
